Review Novel: Tanah Para Bandit karya Tere Liye


 Penulis: Tere Liye

Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara

Kota terbit: Depok, Jawa Barat
Tahun terbit: April 2024
Cetakan ke- 7
Jumlah hlm: 436


Sinopsis:

Hingga sampai pada satu titik, dimana Padma telah sampai di Puncak. Ia berhadapan langsung dengan "Sang Kaisar".


"Aku ingin kau menyerah dan seluruh anggota kelompokmu menyerahkan diri." Ucap Padma

"Kau ingin aku menyerah kepada siapa? Kepada Polisi? Akulah polisi itu. Jaksa? Aku lah jaksa itu. Juga hakim. Akulah penegak hukumnya."

"Di Negeri ini semua telah aku beli. Lalu menyerah pada siapa? Wakil rakyat, Partai Politik, Presiden? Dia hanya petugas partai. Atau kepada Rakyat? Yang bersedia menjual suara mereka setiap pemilihan dengan amplop tipis berisi uang?"


Padma menggeram sehingga peperangan tak bisa dielakkan. Mereka berjuang hidup mati.

Yap! Itu adalah penggalan percakapan antara Padma dan Sang Kaisar. 

Padma adalah seolah gadis 20 tahunan yang merupakan salah satu anggota organisasi dari vigilante. Sementara Kaisar adalah puncak dari segala kebobrokan di negerinya.

Padma adalah seorang gadis talang yang sudah dilatih sejak kecil oleh kakeknya, Abu Syik. Berbagai latihan telah ia kuasai sejak kecil mulai dari mengangkut air tanpa boleh airnya jatuh, berlari tanpa menimbulkan suara, berjalan dengan menutup mata dan harus menemui jalan pulang, menyetir mobil, berlari dengan besi yang diikat di kaki mulai dari 10 kg pada masing-masing kaki dan terus bertambah jumlah kilonya, hingga menembus batang pohon hanya dengan 3 jari saja. Semua latihan ini dilakukan demi mempersiapkan Padma untuk menjadi seorang penerus Organisasi dengan menyelesaikan banyak misi.

Adalah pembakaran ladang ganja yang menjadi misi pertamanya hingga kemudian ia menjalani misi-misi lain yang lebih ekstrim.

Terlebih selepas kepergian Abu Syik, Padma harus berjuang hidup sendiri di Kota dengan bekal yang telah diberikan oleh Abu Syik. Disanalah perjuangan awalnya dimulai.

Review Novel:

Peristiwa yang tergambar dalam novel ini membuat saya malah berkaca terhadap diri sendiri akan berbagai kasus yang terjadi di negeri ini. Dengan beragam keganjalan demi keganjalan yang di frame kan oleh media, lalu tenggelam dan diam seribu bahasa, berganti dengan peristiwa lain yang tak kalah serunya.

Semua dalam novel ini ditulis seakan mirip dengan kenyataan meski kita sama tau bahwa disini adalah novel dalam bentuk fiksi.

Atau mungkinnnn, novel ini merupakan keresahan sang penulis terhadap kondisi tanah air yang kemudian ia utarakan dalam bentuk fiksi? Ya! Menulis novel adalah cara aman mengungkapkan keresahan hati. Resah terhadap diri sendiri, keluarga, percintaan, persahabatan, bahkan keresahan terhadap kondisi negara kita sendiri.

Menulis novel adalah cara aman Tere Liye untuk tidak digugat oleh siapapun. Meski mungkin kisah dalam novel ini sebuah kenyataan, namun tiada yang bisa menggugat Tere Liye. Hey! Siapa yang mau menggugat seorang penulis jika yang ia tulis dalam bentuk novel/fiksi. Tidak ada undang-undang yang membuat peraturan tentang itu. Kecuali jika menulis dalam bentuk jurnal, atau mungkin surat kabar, atau di media sosial. Ia bisa saja terkena UU ITE.

Novel ke-7 dari Serial Aksi ini membuat jiwa berani kita menggelora. Keinginan untuk mengungkapkan sebuah kebenaran dengan mencari tau siapa dalang dari semua kekacauan yang ada di negeri ini.

Meski di satu sisi kadang aku merasa kayak, "Loh, koq bisa, sih? Gadis umur 20 tahunan yang hidup dan besar di Talang (pelosok desa) bisa beradaptasi dengan begitu cepat di kota. Belum lagi keberaniannya dalam mengungkapkan siapa Sang Kaisar. Namun yaa itulah kelebihan sosok Padma yang digambarkan oleh Tere Liye lewat beragam aksinya. Dia sosok gadis muda yang pemberani, pintar, cepat beradaptasi, dan mudah belajar akan hal baru.

Namun 1 hal yang harus kita garis bawahi, Padma berani melawan kejahatan dan mengungkapkan kebobrokan karena ia sendiri telah punya cukup modal untuk itu. Ia punya bekal ilmu bela diri, juga dekingan yang disebut 'organisasi'. Ia telah punya bekal untuk bertarung melawan kejahatan. Meskipun jika pada akhirnya ia harus mati, tapi bukan sebuah kematian yang sia-sia.

Oya, bukan hanya Padma sendiri yang bekerja disini. Tapi ada beberapa tokoh yang ikut membantu kerja Padma dalam menuntaskan misinya. Ada Nina sang Hacker handal yang mencari semua informasi terkait target, juga Sapti dengan jiwa seni tinggi karena bisa mencetak visa aspal (asli tapi palsu) yang mempermudah Padma keluar masuk negeri untuk menuntaskan misi.

Kesimpulan:

Over all, novel ini bagus dibaca oleh semua kalangan terutama anak muda yang memilki jiwa petualang dan jiwa kritis yang tinggi untuk membuka cara pandang baru terhadap fenomena yang terjadi di sekitar kita.

Tidak ada komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar yang baik-baik ya teman-teman. :-)

Seedbacklink

I'm Part Of:

I'm Part Of: