Mengenal Sensor Mandiri Bersama Lembaga Sensor Film (LSF) RI dan Blogger Bengkulu


Assalamu’alaikum wr.wb

Halo, apa kabar semuanya, kali ini aku mau sharing tentang kegiatan kita tempo lalu yaitu pada acara mengenal sensor mandiri kerja sama antara Blogger Bengkulu dan LSF RI.

Ok, sebelumnya apakah teman-teman semua tau apa itu yang dimaksud dengan sensor film atau mandiri?

Hem.. aku pertama kali tau istilah sensor film itu ketika zaman masa kecil dulu ketika nonton film di CD. Nah sebelumnya film itu tayang, pasti sebelumnya ada tulisan “Film ini telah lulus sensor”, dengan tulisan yang gede dan warna biru gitu. Hayoo siapa yang punya pengalaman sama kayak aku?...

Nah seiring dengan bertambahnya usia dan semakin tingginya pendidikan, akhirnya aku tau apa itu sensor secara tidak langsung. Yaa kalau dalam bahasa kepenulisan itu sama kayak editing gitu. Artinya ada beberapa gambar, adegan, audio, dan beberapa lain nya yang harus di sensor (ditutup, dikurangi, atau dihilangkan). Sehingga pantas dan layak untuk di tonton. Contohnya sensor gambar atau adegan yang mengandung unsure pornografi.

Nah tepat di hari Rabu tanggal 26 September kemaren, kita juga diajak kenal lebih jauh dengan apa itu istilah sensor. Khususnya sensor mandiri.


spanduk acara
Kegiatan ini yang menjadi Narasumbernya adalah Ibu Mildaini (Founder dan ketua umum Blogger Bengkulu) dan Ibu Noor Saadah (anggota komisi II LSF RI).

Kita kenalan dulu sama mereka berdua yukk..

1. Milda Ini


Ibu Mildaini ketika menyampaikan materi
Beliau ini adalah seorang ibu dengan  tiga orang putri. Lahir dan besar di Bengkulu. Keturunan Serawai dan Rejang Kapahiang. Ibu Milda ini memiliki hobi menulis dan ngeblog. Dan saat ini sudah panyak sekali karya tulisan dalam bentuk buku yang beliau terbitkan. Yaitu sekitar 23 buku antologi dan 6 buku solo. Buku terbaru ini di tahun 2018 berjudul Smart and Happy Mom yang diterbitkan oleh Tinta Medina. Dan masuk ke dalam best seller. Keren yaa..

Saat ini Ibu Milda diberi kepercayaan untuk memegang beberapa amanah. Yaitu:

a. sebagai Founder dan ketua blogger Bengkulu

b. Ketua Relawan TIK Prov Bengkulu

c. Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena

d. Penasihat Forum Lingkar Pena

e. Manager Blogger FLP

f. Koordinator Bengkulu Emak-emak Doyan Nulis

Ibu Milda saat ini bertempat tinggal di Perumahan Sopo Indah , Jalan Halmahera. Surabaya. Nah, kalau mau bermain dan sharing tentang dunia blogging dan kepenulisan boleh main-main ke rumah beliau ini yaa. ?

2. Noor Saadah, M.Kom


Ibu Noor ketika menyampaikan materi
   Ibu Noor lahir di Banjarmasin, menuntaskan studi S1di FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya (tahun 1986) dan S2 Ilmu Komunikasi  Universitas  Indonesia  (tahun 2008). Beliau ini mengisi   masa mudanya dengan berbagai kegiatan penelitian, seperti menjadi tim Riset untuk KIP (Kampong Improvement Program) oleh UNDP dan FISIP Universitas Airlangga, tim  riset  Semen Gresik untuk Lingkungan Hidup oleh Semen Gresik dan FISIP Universitas Airlangga. 

Selanjutnya pada tahun 1991-1997, Ibu Noor pernah menjadi produser di beberapa  stasiun   televisi nasional. Diantaranya menjadi produser acara Warna Warni (variety show) di RCTI, Tebak   Gambar   (game   show)   di   RCTI, Russian  Roulette  (game show) di  Trans TV, Chance Of a Life Time (game show) di SCTV, Timang-Timang  (magazine  format) di  TV7, Who Wants To Be A Millionaire di  RCTI, Super Milyarder Tiga Milyar (game show)  di    Antv, dan  sebagainya. Wahh., banyak yaa..

Nah.. Sebagai ahli  bahasa, Ibu Noor  juga sering menjadi penerjemah freelance untuk jurnal dan artikel Pendidikan. Kemudian, beliau juga pernah menjabat sebagai Komisioner KPID DKI Jakarta (2010-2014) dan Staf Ahli di DPR-RI (2008-2009). Di LSF, kini beliau menjabat sebagai Anggota Komisi II, Bidang Hukum dan Advokasi.

Gimana? Sudah pada kenalan kaann dengan beliau berdua yang keren ini?

Kedua narsum ini mengajak semua kalangan agar sama-sama melakukan sensor mandiri terutama bagi anak-anak dengan memilih tontonan yang berkualitas bagi mereka.




mumpung lagi di Konakito, numpang foto dikit. hehee (liat ke atas, kali aja ada lalu lintas cicak. wkwk)

Sensor mandiri dilakukan mulai dari diri kita sendiri ni teman-teman. Apalagi sekarang stasiun tv sudah punya label masing-masing di chanel mereka. Ada yang label BO (Bimbingan Orang Tua), SU (Semua Usia), 13+,  17+, 21+.

Mulai sekarang, yuk kita lakukan sensor mandiri dari diri sendiri dan keluarga. Karena Lembaga Sensor Terbaik adalah Keluarga. Yapp.. mau film nya udah dikasih batasan usia sekalipun, jika tidak diindahkan dan diperhatikan oleh keluarga, maka semua itu tetap aja sia-sia.
 
 
foto bersama usai materi

 Mungkin itu saja yang dapat aku sampaikan. Terimakasih sudah membacanya hingga selesai ya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Disclaimer: Tulisan ini diikutkan dalam #nulisserempak yang diadakan oleh Blogger Bengkulu bersama LSF RI

3 komentar

  1. Kecanggihan teknologi telah membawa pada perubahan pola Menonton juga, jadi kita yang kudu update ilmu ya dek

    BalasHapus
  2. Sensor mandiri penting banget yak neng

    BalasHapus
  3. Jangan sampai kita dapat tontonan yg bisa merusak moral kita ya...

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar yang baik-baik ya teman-teman. :-)

I'm Part Of:

I'm Part Of: